Senin, 27 Januari 2014

CINTA MENEMUKAN JALAN

Cinta menemukan Jalan
entah mesti melalui
lorong lorong waktu
entah mesti mengakrabi
sahara dan puncak Himalaya
entah mesti mencium
sepi dan sunyi musim
atau mewarnai pucat kisah
Cinta menemukan Jalan
ketika ia sampai
ia menunjuk jalan
dan ia abadi
tempat tiada henti
para kekasih
memelihara hati

MENCINTAI HUJAN

Selamat pagi..
Hujan mengaburkan semua ide
dan huruf huruf beterbangan
berhamburan jatuh
bersama rinai ke tanah
hingga menggenang dan menjadi airmata
bersama para kekasih kita
yang harus kehilangan dan meratap.

Aku mencintai Hujan
dan sekarang memahami dukanya

TAK GENTAR

Tak kutemukan gentar
dalam bentangan medan perang
yang mesti kau jalani
suara suara kemerdekaan
keluar dari hatimu
untuk dunia yang mengira
telah merdeka
sementara kemanusiaan
masih terpasung di bawah
titah titah

MENELAAH NADA

Musik membuatmu
begitu jujur di depan Tuhan
Ia menelaah nada
meneteskan
parfum surga pada dinamika
membuatmu lupa
bila Ia sedang membangun pusara
kesenangan yang akan jaya
pada tingkat kesucian
sesuai kehendakNya

MENJENGUK LADANG SAJAK

Menjenguk ladang sajak sajak
musim semi disana hampir tiba
dan kemarau disini mulai menjerang kenangan
semoga dalam warna warni bunga
kutemukan yang tak terucap
atau sesekali nanti hujan
mendentingkan yang belum dititahkan
dawai dawai

KETULUSAN

Jika ada yang harus berterima kasih
antara pemberi kasih
dan penerima kasih
ketulusan pergi menjauh

Ketulusan tidak membutuhkan terima kasih
kasih yang diterima lebih dari cukup
untuk berbahagia

LOG HATI

Di dedaunan hutan yang kau sebut Doa
kata kata menjelma senyap
menyatu pepohonan ribuan zaman
milik ribuan kisah
yang tercatat pada setiap nafasmu
mengucap puja pada Cinta

Kita memang masih berjalan
dan batasnya masih pagi dan senja
seketika kita berhenti, waktu toh terus berlari
pada nafas angin kita berucap doa
dan nafas kita sendiri memburu kejayaannya

Di dedaunan yang kini kita sebut doa
ada puja puji pepohonan harap
yang tumbuh seiring musim musim
lalu gugur, dan mekar lagi
pada saat surga tersenyum

Memang kita masih terus menulis
cerita resah dari dua hati
namun tak mungkin ruang hati terus kosong
sementara sejarah menata ceritanya
mengetuk memohon tempat
di bentangan hati yang tabah

Kini kuajak kau diam
di hutan doa doa
tempat para peri mendaraskan ketulusan,
mengandung, melahirkan kegigihan
menakar makna tak sekadar makna
dan membaca semua pesan tak tertulis
pada log log hati kita